|
Anda belum login [ Login ] |
50% Karyawan yang WFH Malah Resign Akibat Kelelahan
NamaDomain.com, Jakarta - Menurut data dari JobStreet Jobs 50% karyawan yang bekerja dari rumah (WFH) memiliki pekerjaan yang semakin banyak dan jam kerja yang lebih lama. Hal tersebut pun membuat mereka mengalami kelelahan luar bisa yang akibatnya memicu terjadinya 'The Great Resignation'
Dikutip dari laman Entrepreneur Asia Pacific, The Great Resignation atau pengunduran diri hebat adalah fenomena dari sejumlah besar profesional (para pekerja) yang mengundurkan diri di seluruh dunia, karena pendekatan terhadap pekerjaan telah berubah dari waktu ke waktu.
"Karena selama pandemi mereka banyak mengalami banyak hal di mana mereka mulai memikirkan work life balance, apa tujuan hidup, tujuan karir sehingga terjadinya The Great Resignation," ungkap Country Marketing Manager Jobstreet Indonesia, Sawitri Hertoto, dalam webinar virutal pada Selasa (8/3/2022).
Menurutnya terjadinya burnout atau kelelahan kerja yang berlebihan bisa disebabkan beberapa faktor di sinilah peran perusahaan ataupun atasan langsung perlu mengevaluasi secara berkala bagaimana work flow pekerjaan setiap anak-anak buahnya.
Selain itu tools yang dimiliki perusahaan tidak mumpuni untuk menyelesaikan pekerjaan karyawan dengan cepat juga mempengaruhi burnout. Jadi perusahaan harus bisa memperbaiki tools untuk memudahkan pekerjaan karyawan secara cepat dan efektif.
"Seperti tools messenger, perusahaan harus memiliki tools messenger khusus yang sifatnya untuk bisnis jangan menggunakan WhatsApp, karena WhatsApp bukan untuk bisnis memang dibangun untuk ngobrol, di samping menghabiskan data dan adanya banyak grup baru sehingga banyak chat terlewat," jelasnya.
"Tapi kalau messenger perusahaan yang memang dibangun untuk bisnis maka itu akan menyelesaikan banyak hal seperti simpan data dan lainnya. Seperti sistem sharing file sehingga lebih cepat tanpa harus download karena habiskan waktu dan ruang smartphone," lanjutnya.
Terakhir ia juga menambangkan perusahaan juga harus bisa memberikan waktu bagi karyawan atau mendorong karyawan untuk berhenti sejenak atau rehat.
"Misal membuat aturan setiap hari Jumat tidak ada miting, karena pandemi melakukan miting tidak ada habisnya akhirnya pekerjaan diselesaikan justru setelah jam kerja," ujarnya.
(jsn/fay)