|
Anda belum login [ Login ] |
Sepanjang 2020, Data Center Jabar Diserang 6 Juta Serangan Siber
NamaDomain.com, Bandung - Serangan siber menargetkan semua pihak. Data Center Jabar pun tidak ketinggalan jadi tujuan serangan.
Serangan siber ke pusat data (Data Center) milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat terus meningkat. Dinas Informasi dan Komunikasi (Diskominfo) Jawa Barat mencatat dari Januari hingga pertengahan Desember 2020 terjadi 6 juta serangan yang terdeteksi.
Serangan tertinggi terjadi pada September yang mencapai hampir 1,4 juta aksi serangan siber (cyber attack). Kadiskominfo Jabar Setiaji mengatakan, terjadi peningkatan serangan sebanyak 50 persen dibandingkan tahun lalu, hal itu seiring dengan bertambahnya jumlah pengguna internet di Indonesia.
"Serangan siber di Jabar terjadi peningkatan dibandingkan tahun lalu (2019), tahun ini terdapat enam juta serangan siber," ucap Setiaji dalam Sandikamimania SERIES#6 Bertema Building The Power of Information Security in Regional Government.
"Ini tentu menjadi tantangan kami seiring dengan semakin banyaknya aplikasi yang dibangun. Ada sekitar 400 lebih yang harus diamankan. Alhamdulillah semua serangan bisa diatasi," ujar Setiaji menambahkan.
Setiaji mengatakan, untuk menangani serangan siber ini diperlukan kolaborasi dengan banyak pihak. Kemudian perlu diskusi lebih banyak terkait upaya pengamanan data centre, termasuk dengan white hacker.
"Dengan diskusi ini akan meningkatkan kolaborasi kami dengan semua pihak termasuk juga dengan white hacker, agar semakin mampu menangani ancaman ke depan yang semakin meningkat," kata Setiaji.
Sekda Jabar Setiawan Wangsaatmadja mengatakan walau serangan siber ke Jabar meningkat pesat, tetapi secara nasional, serangan peretas ini mengalami penurunan dengan 88 juta serangan.
"Kita harus mengetahui persis ancaman datang dari mana saja, bagaimana kita bisa mengamankan informasi dari serangan siber, sehingga tema seminar ini sangat cocok, yakni membangun kemampuan kita dalam mengamankan data dan jaringan," tutur Setiawan.
Hal ini, menurutnya, sesuai dengan lima langkah percepatan transformasi digital yang ditegaskan presiden, yakni antara lain perluasan akses dan infrastruktur digital serta layanan internet, mempersiapkan roadmap transformasi digital, mempercepat integrasi pusat data nasional, menyiapkan SDM dan regulasi serta skema pembiayaannya.
"Kita memerlukan cyber security, hacker itu ada yang niat ada juga yang iseng, ingin mencoba kekuatan kita atau membuktikan keamanan kita, jadi harus selalu siap," ujarnya.
Pada 2025 dunia, kata Setiawan, akan dibanjiri datasphere namun sebagian besar data masih belum terstruktur, hanya 20 persen saja yang sudah baik dan dikelola dengan matang. Data yang andal dan aman, menurutnya harus menjadi tujuan dari Pemprov jabar.
Sementara itu pembicara seminar yang hadir antara lain Faisal Yahya yang merupakan praktisi Cybersecurity, IT Strategy, and Enterprise Architecture. Kemudian Zendy Agung Permana yang merupakan Sandiman Pertama serta Digit Oktavianto yang merupakan IT Security Specialist. (bbn/fay)