|
Anda belum login [ Login ] |
Facebook Tolak 2,2 Juta Iklan Terkait Pilpres AS
NamaDomain.com, Jakarta - Facebook dikabarkan telah menolak 2,2 juta permintaan iklan karena berusaha menghalangi pemungutan suara dalam pemilihan presiden AS pada 3 November 2020.
Selain itu Facebook juga telah menghapus 120.000 postingan di Facebook dan Instagram dan juga memberi peringatan pada 150 juta postingan karena alasan tersebut.
Dilansir detiKINET dari The Verge, Selasa (20/10/2020) Wakil Presiden Facebook untuk Urusan Global Nick Clegg membuat pernyataan itu dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Prancis Journal du Dimanche.
Ia mengatakan Facebook telah menggunakan kecerdasan buatan yang memungkinkan untuk menghapus miliaran postingan dan akun palsu bahkan sebelum mereka dilaporkan oleh pengguna dan mencatat bahwa perusahaan telah bermitra dengan 70 media, termasuk lima di Prancis, untuk memverifikasi informasi.
Facebook memperkenalkan program pengecekan fakta itu setelah pemilu 2016 dan menambahkannya ke Instagram pada tahun lalu. Sejak saat itu, program tersebut telah berkembang untuk memasukkan grup Facebook, di mana informasi yang salah sering dibagikan.
Namun program pengecekan fakta memiliki hasil yang beragam dengan mitra awal Snopes dan ABC meninggalkan kemitraan.
Dan sebuah laporan di Wall Street Journal menunjukkan seberapa jauh Facebook berusaha menenangkan kaum konservatif yang sering mengeluh tentang bias yang dirasakan dalam algoritmanya.
Menurut WSJ, Facebook telah merancang perubahan pada algoritma umpan beritanya pada tahun 2017 untuk mengurangi visibilitas konten dari situs berita berhaluan kiri seperti Mother Jones di platformnya, dengan persetujuan CEO Mark Zuckerberg.
Facebook telah mengambil langkah lain untuk mencoba mengurangi potensi kekacauan pada 3 November dan sesudahnya. Platform tersebut akan melarang iklan yang secara keliru mengklaim kemenangan dalam pemilihan presiden AS, atau iklan yang mengklaim penipuan pemilih yang merajalela dapat mengubah hasil pemilihan.
Facebook juga akan menolak iklan dari Donald Trump atau Joe Biden jika salah satu dari mereka mencoba untuk mengklaim kemenangan sebelum waktunya. Itu artinya melarang iklan politik baru seminggu sebelum pemilihan. (jsn/fay)