|
Anda belum login [ Login ] |
Ekonomi Digital di RI Sulit Berkembang, Fintech Jadi Andalan
NamaDomain.com, Jakarta - Layanan financial technology (fintech) saat ini memang sedang berkembang di Indonesia, apalagi di tengah pandemi COVID-19 sekarang. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut fintech bisa menjadi salah satu alat untuk pemulihan ekonomi.
Deputi Komisioner Institute dan Keuangan Digital OJK Sukarela Batunanggar menjelaskan masih ada masalah yang harus dihadapi oleh ekonomi digital Indonesia untuk berkembang.
Dia menyebut adanya inklusi keuangan yang rendah. Dari dat OJK 54 juta masyarakat Indonesia masih belum terjangkau oleh bank. Padahal tahun ini OJK menargetkan 75% masyarakat Indonesia sudah terinklusi keuangan.
"Kemudian ada gap (pembatas) yang besar dalam pendanaan kredit UMKM, rendahnya literasi financial digital, dan rendahnya sumber daya untuk fintech dan startup," ujar dia dalam acara OJK Virtual Innovation Day, Senin (24/8/2020).
Dia mengungkapkan rendahnya literasi financial digital ini masih menjadi sorotan. Hal itu karena pengguna internet di Indonesia mencapai 52,8% dan 34% memahami channel digital. Namun, hanya 8,3% pengguna channel digital.
Kemudian ada tantangan dari rendahnya sumber daya manusia untuk fintech dan startup. Berdasarkan data Bank Dunia, 60% responden setuju adanya kekurangan sumber daya dalam fintech, dan 58% menemukan adanya sumber daya yang tidak cukup memenuhi kriteria mereka.
Untuk itu, kata Sukarela, pihaknya merespon tantangan tersebut dengan 3 cara, yakni menerbitkan regulasi yang sesuai dengan kebutuhan, mengembangkan kapasitas finansial, dan mengembangkan industri finansial. Regulasi yang seimbang berfungsi untuk stabilitas finansial, perlindungan konsumen, pertumbuhan yang terakselerasi, dan pengembangan inovasi finansial.
"Pengembangan dalam industri keuangan meliputi inovasi finansial, perlindungan konsumen, market conduct, dan people empowerment. Membangun kapasitas finansial meliputi akses finansial untuk masyarakat, literasi finansial, dan membangun jiwa entrepreneurship," jelas dia.
(kil/fdl)