|
Anda belum login [ Login ] |
Belajar Dari Kasus Plesetan KlikBCA
Tanggal: | 07 Jun 2001 |
Sumber: | Sutarno-Bisnis Indonesia |
NamaDomain.com, "ANDA SALAH KETIK, SITUS ASLI ADA DI KLIKBCA.com". Itulah bunyi peringatan jika pembaca membuka situs KILKBCA.com.
KILKBCA.com merupakan salah satu variasi situs plesetan yang diciptakan untuk mengganggu pengakses situs KlikBCA.com yang dikembangkan Bank Central Asia.
Setidaknya Ada lima variasi situs plesetan KlikBCA.com. Empat situs tiruan selain KILKBCA.com adalah WWWKLIKBCA.com, CLIKBCA.com, KLICKBCA.com, dan KLIKBAC.com.
Peringatan sejenis akan muncul ketika pembaca mengakses situs CLIKBCA.com. Namun alamat situs KLIKBAC.com masih berfungsi dan menampilkan situs seperti KlikBCA.com yang asli.
Akan tetapi, ketika melakukan login di KLIKBAC.com akan diteruskan ke alamat situs https://ibank.klikbca.com dan muncul peringatan yang sama. Sedangkan alamat situs KLICKBCA.com hanya menyajikan tampilan kosong.
Yang jelas, petualangan Steven Haryanto si pembuat lima situs plesetan KlikBCA tersebut telah berakhir. Pria yang bermukim di di Bandung tersebut bahkan telah mengajukan permintaan maaf kepada BCA dan sejumlah media massa.
Bukan itu saja, Steven juga telah menyerahkan kelima alamat plesetan itu sekaligus daftar user yang sempat terjaring melalui situs plesetan itu ke manajemen Bank Central Asia.
Steven menolak jika dikatakan kelima alamat plesetan itu palsu, karena telah didaftarkan secara resmi kepada domain registrar.
"Yang saya lakukan yaitu membeli beberapa domain plesetan dengan uang saya sendiri, dan menyalin halaman indeks dan halaman login KLIKBCA.com ke server lain," tulis Steven dalam surat itu.
Dengan kata lain, ketika para pengguna Internet mengakses situs plesetan -ketika belum diblokir-tampilan yang muncul memang asli dari alamat situs http://www.klikbca.com.
Pembuat situs KlikBCA plesetan itu juga menjamin bahwa kelima situs plesetan KLIKBCA.com itu tidak menyalahgunakan data pengakses untuk pihak ketiga
Typo site
Terlepas dari persepsi negatif terhadap ulah pembuat situs plesetan KlikBCA.com, kasus tersebut sebenarnya memberikan peringatan mengenai keamanan domain internet.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa saat ini sudah banyak bertebaran nama domain plesetan bahkan nama domain bukan plesetan sudah banyak betaburan dan menghantui pemilik domain yang asli.
Sekedar contoh situs Bisnis Indonesia. Saat ini, kami menggunakan alamat situs www.bisnis.com. Kami tidak dapat memakai alamat situs www.bisnisindonesia.com karena alamat ini sudah didaftarkan oleh Sparrow Trading dari Australia.
Belum lagi kemungkinan pencatutan domain dengan menggunakan akhiran yang berbeda, terutama pendaftar berakhiran co.id, net.id dan web.id yang ditanganin oleh Indonesia Network Information Centre (IDNIC).
Oleh karena itu, IDNIC menyarankan agar perusahaan yang telah mendaftarkan alamat domain dengan akhiran co.id sebaiknya dilengkapi dengan alamat domain web.id, sebelum diambilalih orang lain.
Kasus seperti itu dan kasus situs plesetan KLIKBCA.com dalam dunia internet dikenal dengan istilah typos site. Kasus ini tidak dapat dihindarkan oleh komunitas internet dunia.
Oleh karena itu, Kasus situs plesetan KLIKBCA tersebut dapat dijadikan pelajaran bagi komunitas internet di Indonesia untuk membentengi nama domain dari kemungkinan typos.
Kejahatan Internet
Ada baiknya pemilik nama domain mendaftarkan seligus varian nama domain untuk mencegah agar variasi nama perusahaan atau lembaga tidak dicatut orang lain.
Yang menjadi pertanyaan sekarang apakah kasus situs plesetan KlikBCA tersebut merupakan kejahatan internet? Sulit menjawabnya, karena dalam kacamata hukum nasional Indonesia belum mempunyai undang-undang yang mengatur internet atau cyberlaw.
Si pembuat situs plesetan KlikBCA sendiri tidak rela dirinya dituduh melakukan kejahatan. Karena yang dia lakukan sama seperti pemilik nama domain pada umumnya, yaitu mendaftarkan nama domain atas nama dan biaya sendiri.
Yang jelas, kejahatan internet di Indonesia menunjukkan intensitas yang cukup tinggi dengan kualitas kejahatan yang semakin canggih.
Laporan Indonesia Computer Emergency Response Team atau ID-CERT menyebutkan setiap hari rata-rata satu situs internet di Indonesia berhasil dibobol oleh para hacker.
Kasus pembobolan tersebut jauh lebih serius dibandingkan kasus situs plesetan KLIKBCA. Oleh karena itu pemilik situs sebagai pemilik paten nama domain dituntut lebih waspadai terhadap praktek kejahatan internet dalam arti luas.